eFishery sempat dipuji sebagai salah satu startup paling inovatif di industri perikanan...
Tapi belakangan ini, namanya justru ramai diperbincangkan karena dugaan kegagalan dalam pengelolaan bisnisnya.
Banyak yang bertanya-tanya... apa yang sebenarnya terjadi?
Kenapa perusahaan yang dulunya dianggap sukses justru mendapat kritik pedas?
Setidaknya ada lima alasan utama yang bikin eFishery dinilai gagal dalam mengelola bisnisnya.
1. Dugaan Manipulasi Laporan Keuangan
sumber gambar dari tempo.co
Salah satu isu terbesar yang menghantam eFishery adalah dugaan overstatement dalam laporan keuangan.
Beberapa pos seperti pendapatan, aset, hingga piutang pembiayaan diduga tidak sesuai dengan kondisi aslinya.
Kalau benar terjadi...
Ini jelas masalah besar, karena investor dan pemangku kepentingan bisa merasa tertipu dengan laporan yang dibuat-buat.
2. Penyalahgunaan Dana Investasi
sumber gambar dari tempo.co
Dari awal, eFishery dapat suntikan dana besar dari investor.
Tapi, ada dugaan kalau pengelolaannya tidak sesuai rencana yang dijanjikan.
Ketika dana tidak digunakan sebagaimana mestinya...
Bukan cuma bikin investor kecewa, tapi juga memengaruhi kondisi finansial perusahaan itu sendiri.
3. Manajemen Risiko yang Lemah
Startup sebesar eFishery harusnya punya sistem pengelolaan risiko yang kuat...
Tapi yang terjadi, justru banyak indikasi kurangnya kontrol internal dalam bisnisnya.
Salah satu contohnya, validasi data operasional yang buruk.
Seharusnya, sistem bisa memastikan semua informasi yang digunakan dalam bisnis—dari laporan keuangan sampai kinerja tambak ikan—benar-benar akurat dan bisa dipercaya.
Baca juga: Cara Meningkatkan Hasil Panen Ikan Lele dalam Drum
4. Sistem Penilaian Kredit yang Bermasalah
eFishery bukan sekadar menjual alat perikanan...
Mereka juga menawarkan pembiayaan buat para petambak ikan.
Masalahnya, sistem penilaian kredit yang digunakan diduga tidak cukup akurat.
Kalau data soal produktivitas tambak atau riwayat panen tidak divalidasi dengan baik...
Risiko kredit macet bisa makin besar, dan ini bisa mengganggu cash flow perusahaan.
5. Kepercayaan Investor Mulai Goyah
Kasus ini bukan cuma berdampak ke eFishery saja...
Tapi juga ke ekosistem startup Indonesia secara keseluruhan.
Investor pasti jadi lebih hati-hati untuk menanamkan modal di startup lokal...
Dan kalau kepercayaan mulai goyah, bisa jadi makin sulit buat startup lain dapat pendanaan di masa depan.
Kesimpulan
eFishery dinilai gagal bukan tanpa alasan...
Mulai dari dugaan manipulasi laporan keuangan, penyalahgunaan dana, hingga lemahnya tata kelola perusahaan.
Kasus ini jadi pelajaran penting buat startup lain...
Bahwa transparansi, kejujuran, dan manajemen yang solid itu bukan sekadar formalitas, tapi kunci utama kesuksesan bisnis.
Kalau enggak, ya... konsekuensinya bisa fatal.
Sumber:
- Tempo.co
- Rinaldo92aldo.wordpress.com
- Kompasiana.com
- Kontan.co.id